LAPORAN AKHIR SEPARATION CHEMISTRY
PERCOBAAN I
A. Judul : Destilasi Sederhana dan Destilasi Uap
B. Tujuan : Agar Mahasiswa dapat memahami cara penggunaan dan prinsip kerja destilasi
C. Dasar Teori
1. Destilasi
sederhana
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan
bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran
zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam
bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Destilasi
merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan perbedaan titik didik
atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam
proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan
dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan.
Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan
alat pendingin (Gambar 15.7).
Proses
destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu
pendingin (perhatikan Gambar 15.7), proses pendinginan terjadi karena kita
mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar condenser), sehingga uap yang
dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya
kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen
tersebut.[1]
Berikut adalah susunan rangkaian alat ditilasi
sederhana:
· 1. wadah air
· 2. labu distilasi
· 3. sambungan
· 6. aliran masuk air
dingin
· 7. aliran keluar air
dingin
· 9. lubang udara
· 10. tempat keluarnya
distilat
· 14. air penangas
· 15. larutan zat
Gambar15.7. Alat destilasi sederhana
Metode
ini merupakan termasuk unit operasi
kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan
pada teori bahwa pada suatu larutan,
masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi
didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Distilasi
pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi yang
akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan
spritus. Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat
untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil
menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4
Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia Islam pada masa kekhalifahan
Abbasiah,
terutama oleh Al-Razi
pada pemisahan alkohol
menjadi senyawa yang relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi semacam
inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi skala mikro, The
Hickman Stillhead
dapat terwujud. Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang lebih dikenal dengan
Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang dapat terbakar, ia juga telah
menemukan banyak peralatan dan proses kimia yang bahkan masih banyak dipakai
sampai saat kini. Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi
(801-873). [3]
Destilasi
sering digunakan untuk memurnikan senyawa-senyawa yang mempunyai titik didih
yang berbeda. Senyawa yang berbentuk cair dipanaskan, dan saat titik didih
senyawa dengan titik didih lebih rendah tercapai, uapnya akan diembunkan (dikondensasi)
dan dikumpulkan.
Dasar pemisahan pada
destilasi adalah perbedaan cairan pada tekanantertentu. Pemisahan dengan
destilasi melibatkan penguapan diferensial dari suatu campuran cairan diikuti
dengan penampungan material yang menguap dengan cara pendinginan dan
pengembunan.
Pemisaham dengan
destilasi berbeda dengan pemisahan dengan cara penguapan. Pada pemisahan dengan
cara destilasi semua komponen yang terdapat didalam campuran bersifat mudah
menguap(volatil). Tingkat penguapan (volatilitas) masing-masing
komponenberbeda-beda pada suhu yang sama. Hal ini akan berakibat bahwa pada
suhu tertentu uap yang dihasilkan dari suatu campuran cairan akan selalu
mengandung lebih banyak komponen yang lebih volati. Sifat yang demikian ini
akan terjadi sebaliknya, yakni pada suhu tertentu fasa cairan akan lebih banyak
mengandung komponen yang kurang volatil. Jadi cairan yang setimbang dengan
uapnya pada suhu tertentu memiliki komposisi yang berbeda. Pada pemisahan
dengan cara penguapan komponen volatil dipisahkan dengan komponen yang kurang
volatil, karen aproses pemanasan. Sebagai contoh: pemisahan penguapan dapat
digunakan untuk memisahkan air dari larutan NaCl berair, sedang pemisahan
dengan cara destilasi digunakan untuk memisahkan campuran alkohol dari air.
Destilasi
digunakan untuk memurnikan zat cair, yang didasarkan atas perbedaan titik didih
cairan. Pada proses ini cairan berubah menjadi uap. Uap ini adalah zat murni.
Kemudian uap ini didinginkan pada pendinginan ini, uap mengembun manjadi cairan
murni yang disebut destilat.
Destilat
dapat digunakan untuk memperoleh pelarut murni dari larutan yang mengandung zat
terlarut misalnya destilasi air laut menjadi air murni. [4]
v N-Heksan
Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14
(isomer utama n-heksana memiliki rumus CH3(CH2)4CH3).
Awalan heks- merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana
dan akhiran -ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan
tunggal yang menghubungkan atom-atom karbon tersebut. Seluruh isomer heksana
amat tidak reaktif, dan sering digunakan sebagai pelarut organik
yang inert. Heksana juga umum terdapat pada bensin dan lem
sepatu, kulit dan tekstil.
Dalam keadaan standar senyawa ini merupakan cairan tak
berwarna yang tidak larut dalam air.[5]
2. Destilasi Uap
Destilasi uap adalah
cara untuk mengisolasi dan memurnikan senyawa. cara destilasi uap dapat
digunakan untuk memisahkan :
a. Senyawa yang mudah menguap atau senyawa yang tidak
dikehendaki, misalnya ter.
b. Campuran air yang mengandung garam-garam anorganik
terlarut
c. Senyawa yang secara tidak langsung menguap dalam uap air
misalnya orto nitrofenol dan para
nitrofenol
d. Hasil samping tertentu yang teruapkan oleh pengaruh uap air.
Dalam
destilasi uap, uap yang keluar setelah kontak dengan bahan yang didestilasi
merupakan campuran uap dari masing-masing komponen sebanding dengan volumenya.
Bila komponen
A dan B membentuk suatu campuran yang tidak bercampur maka tekanan uap totalnya
sama dengan penjumlahan tekanan uapnya masing-masing. ρt = ρA +
ρB. Komposisi uapnya akan berbanding lurus dengan tekanan uapnya
masing-masing. Jadi = dimana n adalah
jumlah mol dan ρ adalah tekanan pada volume tertentu dari fasa uap. Penjabaran
rumus selanjutnya menjadi sebagai berikut:
=
=
=
= =
=
= =
Dari rumus tersebut
dapat dikemukakan 2 hal yaitu: 1) berat relatif dari komponen dalam fasa uap
akan identik dengan berat relatif didalam destilat. 2) berat zat cair yang
tertampung didalam penampungan destilat berbanding langsung dengan tekanan uap
komponen-komponennya dikalikan dengan masa molekul relatifnya masing-masing.
Dari rumus diatas dapat dihitung berat komponen yang dicari dan berat air yang
diperlukan.[6]
Destilasi uap umumnya digunakan
untuk memurnikan senyawa organic yang terdestilasi uap (volatile), tidak
tercamourkan dengan air, mempunyai tekanan uap yang tinggi pada 100 derajat C
dan mengandung pengotor yang tidak atsiri (nonvolatile).
Destilasi uap dapat dipertimbangkan
untuk menyari serbuk simplisia yang mengandung komponen yang mempunyai titik
didih tinggi pada tekanan udara normal. Pada pemanasan biasa kemungkinan akan
terjadi kerusakan zat aktifnya. Untuk mencegah hal tersebut maka pemurnian
dilakukan dengan destilasi uap.
Dengan adanya uap air yang masuk,
maka tekanan kesetimbangan uapzat kandungan kan diturunkan menjadi sama dengan
tekanan bagian didalam suatu system, sehingga produk akan terdestilasi dan
terbawa oleh uap air yang mengalir.
Destilasi uap juga suatu proses
pemindahan massa kesuatu media massa yang bergerak . Uap jenuh akan membasahi
permukaan bahan, melunakkan jaringan dan menembus kedalam melalui dinding sel,
dan zat aktif akan pindah ke rongga uap air yang aktif dan selanjutnya akan pindah
ke rongga uap yang bergerak melalui antar fasa. Proses ini disebut hidrodifusi.[7]
v Kayu Manis
Kulit manis atau lebih dikenal dengan nama yang
kurang tepat kayu manis (Cinnamomum
verum, synonym C. zeylanicum) ialah sejenis pohon
penghasil rempah-rempah. Termasuk ke dalam jenis
rempah-rempah yang amat beraroma, manis, dan pedas. Orang biasa menggunakan
rempah-rempah ke dalam makanan yang dibakar manis, anggur panas.
Kayu manis
adalah salah satu bumbu
makanan tertua yang
digunakan manusia. Bumbu
ini digunakan di Mesir Kuno sekitar 5000 tahun
yang lalu, dan disebutkan beberapa kali di dalam kitab-kitab Perjanjian Lama.
Kayu manis juga secara tradisional
dijadikan sebagai suplemen untuk berbagai penyakit, dengan
dicampur madu, misalnya untuk pengobatan penyakit radang
sendi, kulit,
jantung, dan perut
kembung.[8]
D. Alat dan Bahan
ü Alat
perangkat destilasi sederhana perangkat destilasi uap
erlenmeyer gelas ukur gelas
kimia kondensor
Selang kondensor statif
dan klem penangas air
Termemeter labu laher
tiga labu destilasi penyumbat
Ø Bahan
- Batu didih
Sifat kimianya Fungsi penambahan batu didih
ada 2, yaitu:
Untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogeny dan Untuk menghindari titik lewat didih.
Untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogeny dan Untuk menghindari titik lewat didih.
- kayu manis
Sifat kimianya pedas,
sedikit manis, hangat, dan wangi
- n-heksan
Sifat kimia Rumus
molekul: C6H14, Massa molar: 86.18 g/mol, Tampilan: cairan tak berwarna, Massa
jenis: 0.6548 g/mL, Titik leleh: −95 °C, 178 K, -139 °F, Titik didih: 69 °C,
342 K, 156 °F, Kelarutan dalam air: 13 mg/L pada 20°C, Kekentalan: 0.294 cP, Dapat
terbakar, Titik picu nyala: −23.3 °C, Titik nyala otomatis: 233.9 °C, Zat
berbahaya.
- air
Sifat kimianya Merupakan banyak zat kimia
lainnya, garam, asam dan molekul-molekul organik
E. Prosedur Kerja
Ø
Destilasi
sederhana
dimasukan 10 ml air dalam labu destilasi
ditambahkan batu didih
dimasukkan sampel 50 mL
dipanaskan dan dihubungkan dengan pendingin
diamati suhu yang terjadi pada termometer
Ø Destilasi Uap
diambil
176,95 gr
dimasukkan
dalam labu leher tiga
ditambahkan
450 mL air pada erlenmeyer
dimasukkan
beberapa batu didih
labu
dihubungkan dengan pendingin dan dihubungkan dengan generator uap air
dipanaskan
labu destilasi dan
diamati
suhu saat terjadi penguapan pada sampel dan ditentukan larutan tersebut
diekstraksi dan ditimbang
F. Hasil Pengamatan dan Perhitungan
Ø Destilasi sederhana
Perlakuan
|
Hasil
|
-
Mengambil
50 ml larutan sampel
-
Memasukkan
sampel kedalam labu
-
Menambahkan 10 ml
pelarut air
-
Menghubungkan
labu destilasi dengan
pendingin dan dihubungkan dengan generator uap air
-
Memanaskan
labu destilasi dan mengamati
suhu saat terjadi penguapan pada sampel
|
- Zat terlarut dan
pelarut tidak saling campur zat terlarut (sampel) berada pada lapisan atas.
-
Sampel
mendidih terlebih dahulu daripada pelarut.
T1=67°C
T2 = 68°C
T3 = 68°C
T4 = 68°C
Tkonstan = 68°C
|
Perlakuan
|
hasil
|
-Dipotong
kecil-kecil kayu manis
-Ditimbang,dan
dimasukkan kedalam labu leher tiga
-Dimasukkan
450 mL air kedalam erlenmeyer
-Dihubungkan
labu destilasi dengan pendingin dan dihubungkan dengan generator uap air
-Dipanaskan
labu destilasi dan diamati perubahan yang terjadi
-Diekstaksi
dan ditimbang
|
-potongan
kayu manis
-
kayu manis 176,95 gr dalam labu
-alat
destilasi uap terangkai
-air
mendidih uap naik membasahi sampel, naik melalui kondensor turun kedalam
erlenmeyer.
Destilat
air dan minyak kayu manis, minyak kayu manis sebanyak 0,17 gr.
|
Tabel tetesan minyak
kayu manis
Tetesan
|
waktu
|
1
2
|
01: 08: 26
03: 04: 10
|
Perhitungan
Menghitung % Zat Murni
Dalam Minyak Kayu Manis
Dik : Berat sampel
= 176,95 gr
Berat minyak kayu manis yang terdestilasi =
0,17 gr
Dit :
Persentase minyak kayu manis ?
Peny :
= 0,09
%
Jadi, zat murni dalam minyak cengkeh yaitu 0,09 %
G. Pembahasan
Destilasi adalah suatu proses pemisahan yang sangat penting dalam berbagai industri
kimia. Operasi ini bekerja untuk memisahkan suatu campuran menjadi
komponen-komponennya berdasarkan perbedaan titik didih.
Cara kerja destilasi
Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut
didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode
yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponennya yang terdapat dalam salah
satu larutan atau campuran dan bergantung pada distribusi komponen-komponen
tersebu antara fasa uap dan fasa air. Syarat utama dalam operasi pemisahan
komponen-komponen dengan cara destilasi adalai komposisi uap harus berbeda
dengan komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan
komponen-komponennya cukup dapat menguap.
Tahap destilasi
1.
Evaporasi : memindahkan pelarut sebagai
uap dari cairan
2.
Pemisahan uap-cairan didalam kolom dan
untuk memisahkan komponen dengan titik didih lebih rendah yang lebih mudah
menguap komponen lain yang kurang volatil.
3.
Kondensasi dari uap, serta untuk
mendapatkan fraksi pelarut yang lebih volatil.
Macam - macam destilasi
Destilasi sederhana
Teknik
pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki
perbedaan titik didih yang jauh.
Destilasi bertingkat
Untuk memisahkan dua atau lebih
komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang dekat.
Destilasi azeotrop
Memisahkan campuran azeotrop
(campuran dua atau lebih komponen yang sulit dipisahkan) biasanya dalam
prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut,
atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
Destilasi uap
Memisahkan zat senyawa cair yang
tidak larut dalam air dan titik didihnya cukup tinggi sedangkan zat cair
tersebut mencapai titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi atau
mengalami reaksi pengubahan (rearrangement). Destilasi uap adalah istilah umum
untuk destilasi campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air.
Destilasi vakum
Memisahkan dua komponen yang titik didihnya sangat tinggi, metode yang
digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1atm
sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang
digunakan untuk mendestilasinya tidak terlalu tinggi.
Beberapa percobaan yang dilakukan dalam modul satu yaitu sebagai berikut:
1) Destilasi Uap
Pada percobaan 1 yang dibahas yaitu destilasi sederhana dan destilasi uap.
Dimana kami melakukan percobaan destilasi uap dengan sampel kayu manis untuk
mendapatkan minyak kayu manis. Hal pertama yang dilakukan memotong kecil-kecil
kayu manis, sehingga mendapatkan potongan-potongan kayu manis. Hal
ini dimaksudkan untuk memperluas bidang kontak dengan uap air sehingga minyak
atsiri lebih mudah keluar. Kemudian ditimbang diperoleh sebanyak
176,95 gr dimasukkan kedalam labu leher tiga dan ditutup dengan penyumbat.
Fungsi dari penyumbat agar tidak keluar uap yang diinginkan saat pemanasan. Hal
yang sama dimasukkan 450 mL air kedalam Erlenmeyer ditutup dengan penyumbat
yang dipakai termometer. Fungsi thermometer melihat perubahan suhu saat
pemanasan tak lupa juga ditambahkan beberapa batu didih agar saat pemanasan
tidak terjadi bumphing dan dapat meratakan pemanasan. Setelah sampel sudah siap
untuk didestilasi maka dirangkai alat seperti dibawah ini:
Setelah rangaikan alat telah siap digunakan maka, pemanasan dilakukan dan
memperhatikan suhu yang terjadi juga mencatat setiap tetesan. Proses destilasi
uap yang akan dilakukan yaitu ketika pemanasan uap air akan naik keatas melalui
leher dari Erlenmeyer masuk melalui selang turun kedalam labu leher tiga,
sehingga membasahi sampel dan mengembun lalu
naik melalui selang. Kemudian masuk kedalam kondensor dalam pendingin balik, akan
turun sebagai destilat memalui selang yang terhubung pada Erlenmeyer destilat. Adanya
aliran air melalui kondensor membantu menurunkan suhu dari uap destilat
sehingga yang berupa uap air yang menempel pada dinding kondensor akan
diembunkan oleh suhu dari air dingin sehingga menjadi tetesan cairan.Proses ini dilakukan berulang sampai mencapai waktu 2 jam lebih 4 menit.
Fungsi dari selang untuk menghubungkan bagian-bagian yang perlu dihubungkan untuk
mengalirnya air dalam kondensor. Hasil dari ekstraksi uap yaitu destilat. Karena masih tercampur dengan air, maka
dilakukan prosese ekstraksi dengan menggunakan corong pisah, tujuannya untuk
memisahkan minyak katu manis murni dan air yang tidak diinginkan. Setelah
dimasukkan kedalam corong pisah dikocok agar campuran kedua fasa terdistribusi
secara sempurna, kemudian didiamkan maka terlihat jelas fasa organic berada
diatas dan air berada dibawah. Kemudian dipisahkan fasa air dibuang dan fasa
organic diambil dan ditimbang berat yang diperoleh dari 176,95 gr hingga
menghasilkan minyak kayu manis 0,17 gr yang dimasukkan kedalam botol vial
seberat 17,54 gr.
2) Destilasi sederhana
Destilasi sederhana ada kelompok lain yang melakukannya, kami hanya melihat
cara melakukan dan sampai proses akhir. Begitupun sebaliknya mereka juga hanya
melihat dan kami yang melakukan prosese percobaan destilasi uap. Sehingga itu
destilasi uap yang dibahas pertama, karena itu yang kami lakukan.
Destilasi sederhana yang kami lakukan dengan menggunakan sampel yang belum
diketahui. Maka, dilakukanlah destilasi sederhana dengan melihat perbedaan
titik didih, sehingga dapat diketahui larutan apa yang dijadikan sebagai sampal
tersebut. Dimana hal pertama yang kami lakukan yaitu: diisi air 10 mL
dalam labu destilasi, kemudian ditambahkan 50 mL larutan sampel yang
belum diketahui dengan menggunakan penyumbat yang sudah tersambung dengan
termometer. Rangakaian alat destilasi sederhana sebagai berikut:
Setelah rangakaian alat telah siap digunakan maka selanjutnya menghubungkan
labu destilasi dengan pendingin dan generator uap air. Hal yang sama juga
menggunakan selang sebagai tempat untuk mengalirnya air. Dipanaskan labu
destilasi dan diamati perubahan suhu dan dicatat tetesan setiap menit.
Sampel tersebut ketika dicampurkan tidak saling campur sehingga ketika
dipanaskan dan sesuai dipanaskan sampel lebih menguap daripada pelarut atau har
dalam hal ini. Sehingga perlu kita mencatat pada suhu berapa sampel tersebut
mencapai titik didihnya. Dari hasil pengamatan ini kita dapat mengetahui sampel
apa yang digunakan sebagai percobaan kita. Setelah dicari dan diketahui maka
diperoleh sampel tersebut adalah n-heksan karena pada saat titik didih tercapai
pada suhu 680C. sesuai dengan referensi bahwa titik didih n-heksan 66-680C
(1013 hPa), ini sudah sama dengan titik didih dari
percobaan yang dilakukan sehingga dapat dikatakan sampel tersebut adalah
n-heksan karena di lihat dari warna,bau, juga seperti n-heksan. Jadi, sampel
tersebut dapat dikatakan n-heksan. pada saat suhu telah konstan maka pemanasan
dapat dihentikan dan uap yang mengalir melalui selang dan turun ke Erlenmeyer
destilat setalah melalui kondensor pendingin balik maka proses destilasi telah
selesai.
H. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan perbedaan dengan menggunakan destilasi sederhana dan destilasi uap
sebagai berikut:
1). Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan
p titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen.
2). Pada distilasi sederhana, dasar
pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu
komponen bersifat volatil.
3). Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan
senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan
atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih
4). Kayu manis adalah salah satu bumbu makanan
tertua yang digunakan manusia,
dan zat murni dalam minyak cengkeh yaitu 0,09 %
5). Dalam hal ini n-hexan
sebagai pelarut memiliki titik didih yang lebih rendah dibandingkan dengan
trimiristin. Titik
didih n-heksan berkisar pada suhu 66º-68ºC.
I. Kemungkinan kesalahan
-
Kurang
terampil praktikan dalam merangkai alat
-
Kurang
teliti praktikan dalam mengamati perubahan suhu
Gorontalo, 05 Mey 2012
penyusun
Yustin Zakaria
441 410 007
Daftar Pustaka
Majelis, Hamid. 2012. Destilasi zat
cair. Diakses pada tanggal 2 Mey 2012. http://hamid-majelis.blogspot.com/2012/04/destilasi-zat-cair.html
Soebagio. Budiasih, Endang. Sodiq Ibnu,
M. Widarti, Hayuni Retno. Munzil. 2003. Kimia
analitik II. Malang: Universitas Negeri Malang.
Teaching, Team. 2012. Modul Praktikum Separation Chemistry.
Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.
Anonim.
2012. Destilasi. diakses pada tanggal
2 Mey 2012. http://dc306.4shared.com/doc/bRGCvdPO/preview.html
Anonim. 2012. Destilasi Uap. http://iiasukses.blogspot.com/2010/11/destilasi-uap.html.
diakses pada tanggal 2 Mey 2012.
[1] Anonim. 2012. Destilasi. diakses pada tanggal 2 Mey 2012. http://dc306.4shared.com/doc/bRGCvdPO/preview.html
[2] Anonim. 2012. Destilasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Distilasi. Diakses pada tanggal 2 Mey 2012.
[3] Majelis, Hamid. 2012. Destilasi zat
cair. Diakses pada tanggal 2 Mey 2012. http://hamid-majelis.blogspot.com/2012/04/destilasi-zat-cair.html
[4]
Teaching, Team. 2012. Modul Praktikum
Separation Chemistry. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.
[5]
Anonim. 2012. Heksana. Diakses pada tanggal 4 mey 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Heksana
[6]
Soebagio. Budiasih, Endang. Sodiq Ibnu, M. Widarti, Hayuni Retno. Munzil. 2003.
Kimia analitik II. Malang:
Universitas Negeri Malang.
[8]
Anonym. 2012. Kuli manis. Diakses
pada tanggal 04 mey 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Kulit_manis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar